Menu

:

Senin, 04 Oktober 2021

I Will Start Writting

Anis Marianti. Perempuan kelahiran 1981 ini tinggal di kota pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Alumi S1 Tarbiyah di Universitas Muhammadiyah Malang 2003. Menulis adalah mencurahkan kata dan menjelajah dunia sehingga dengan menulis kita akan membuka cakrawala ilmu Allah swt tanpa batas, mencoba dan akan terus menulis satu visi dalam hidupnya. Karena ia merupakan seorang guru yang senang dengan pengalaman baru, berbagi dan berpetulang dengan ilmu adalah kesenangan yang tak berujung. Menulis baginya hal yang harus dimulai, tanamkan azam dan lakukan. Bila ingin lebih mengenal penulis lewat akun sosial media instagram, twitter dan anisberkarya.blogger insyaAllah akan dihadirkan berbagai tulisan yang bermakna, semoga bisa menginspirasi dan manfaat fiddunya wal akhirah.

I WIIL START WRITTING

Kala itu saya bener-benar sedang disibukkan dengan berbagai tututan profesi yang harus segera diselesaikan, tiba-tiba datang seorang kawan mendekat ketempat duduk saya yang sedang asyik didepan laptop dan modul belajar yang akan di resume. Kami memanggil beliau dengan sapaan mak Ros ”anis (nama yang sudah akrab dalam keseharian saya)  nanti setelah kamu selesai mengikuti PPG ayo gabung dipelatihan menulis om Jay” siapa Om Jay saya sempet bertanya-tanya dalam hati, tapi sudahlah nanti juga tahu sendiri. sejak saat itu nama om Jay sering sekali saya dengar. Tiba-tiba rasa penasaran saya mulai datang namun saat itu bagi saya masih tidak memungkinkan untuk melakukan dua kegiatan sekaligus yang sama-sama butuh konsentrasi. Saya urungkan niat untuk ikut ajakan beliau. 
Satu bulan berjalan sejak hari itu, saya sangat tertarik dengan cerita-cerita mak Ros tentang bagaimana hari-harinya saat ini sibuk dengan kegiatan menulis dan menulis, jangan heran kalau beliau sulit sekali beranjak dari tempat duduknya jika sudah asyik didepan laptop dan sepertinya di atas kepala beliau jika ada gambar dan tampak mungkin ide-ide yang dipikirkannya sedang beterbangan melayang-layang kesana kemari. Kesehariannya saat ini luar biasa banyak sekali kata-kata motivasi yang disampaikan, banyak cerita yang  dibagi supaya kami semangat menulis. Dan memang sejak awal mengenalnya, beliau adalah orang yang sangat peduli berbagi, perhatian dan suka sekali diajak ngobrol apa saja selalu terselip nasehat yang bermakna”semoga Allah swt selalu beri ibu kesehatan ya” batin saya berguman.
Saya masih melanjutkan rutinitas mengajar kekelas, zoom meet dengan dosen setelah itu lanjut menyelesaikan tugas-tugas yang semakin padat. Belum juga sanggup untuk ikut ajakan mak Ros. Tapi saya yakin setelah ini tekad saya sudah bulat insyaAllah selesai kegiatan ini saya akan coba ikut pelatihan menulis, yang sebenanya dari dulu sudah ada keinginan ketika masih dipondok pesantren, kalau membaca cepen-cerpen karya umi Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia dan kawan-kawan (lupa yang lainnya maaf) saya sangat antusias ingin menjadi seorang penulis seperti mereka. Mimpi yang sulit saya wujudkan, karena bagi saya melukis itu lebih indah dari menulis (saya hobi melukis), namun saat ini ternyata kata bijak itu harus saya ubah karena menulis itu adalah melukis keindahan dengan kata-kata.
Akhirnya waktu itu tiba, setelah genap tiga bulan menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan pengalaman yang penuh cerita di dalamnya, menyelesaikan ujian akhir yang dramatis, namun semuanya bisa dilalui dengan hasil yang Insya Allah baik, aamiin. Saya merasa perjalanan ini sudah cukup melelahkan tapi sangat bermakna. Ilmu baru yang sebelumnya tidak pernah saya tekuni menjadi hal yang memaksa saya harus bisa, menjadi seorang editor, kameraman, youtuber dan semuanya yang berhubungan dengan tehnologi saya tekuni sendiri dibantu teman-teman yang sangat peduli dan perhatian. Saya bersyukur berada diantara guru-guru hebat.
Tadinya saya bepikir alangkah beratnya memulai, menyusun kata-kata yang baik sulit sekali bahkan mau mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirin bercampur baur dengan seribu kisah dan cerita yang tidak saling berkaitan, namun saya sudah berjanji harus bisa, terus mencoba dan sekarang saya telah memulainya.
Malam yang hangat, saya terbangun dari tidur dan baru menyadari kalau saya tertidur diatas kursi panjang depan TV ketika tadi sebelum masuk waktu isya’ jadi teringat bahwa saya belum shalat, sukurlah masih terbangun tetap pukul 23.10 WIB. Siang tadi memang luar biasa berat karena beberapa hari ini siang terasa sangat terik sekali, hawa panasnya masih terasa hingga malam ini. Pulang dari sekolah langsung antar jemput anak TPA sepertinya itu rutinitas yang tiada henti. Selesai shalat isya’ tiba-tiba saya teringat dengan WAG belajar menulis 21, saya coba cek ada info terbaru apa yang ada disana. Dua pesan yang saya beri tanda bintang ini sepertinya bisa. Satu pesen untuk menulis dari ibu kanjeng (Ibu Sri Sugiastuti) dan Ibu Iis Siti Mutmainah ajakan menulis untuk guru yang memiliki “Pengalaman Mendampingi Siswa Berprestasi”, satu pesan lagi adalah yang sedang saya tulis saat ini, wah...luar biasa para pendidik kami yang terus berjuang mengajak kita bergerak dan maju menyampaikan kebaikan-kebaikan.
Ketika jari-jari sudah mulai menari-nari di atas laptop, pikiran telah berkelana, tetap saja mencoba untuk menyelesaikan dengan baik catatan ini. Namun masih saja terpaku pada beberapa pertanyaan, Apa lagi yang harus saya tulis? Apa lagi yang mesti saya ceritakan? Mengapa saya masih terpaku pada beberapa lembar minimal yang harus saya penuhi. Terus  melihat halaman catatan ini baru saja masuk dilembar kedua sudah membuat saya merasa ingin berhenti. Apalagi hal yang dapat memacu saya untuk terus menulis, saya tidak pernah melakukan apa-apa sebelumnya. Pelatihan belum dimulai, apakah saya sudah bisa mengirimkan tulisan ini” hati kecil saya terus bertanya.
Bismillah, saya akan lanjut mencoba menata kembali semangat yang kendur karena kesibukan dan rasa penat dengan rutinitas keseharian. 
Sore ini tepat pukul 14.51 WIB diantara kumandang azan asar dan kewajiban mengajar saya melanjutkan catatan kecil ini. “ah.....mumpung siswa masih menyelesaikan tugas praktek sholat jenazah, sembari menunggu mereka menghafalkan bacaannya. Padahal  sudah hampir dua minggu persiapan untuk itu mereka harus lakukan, tetap saja saya harus menunggu, apa sebenarnya yang salah dalam pendidikan ini” guman saya dalam hati. Mungkin karena sudah lama terlena dengan pembelajaran dirumah yang santai, tidak ada yang memberikan penekanan dan belajar bisa kapan saja hingga banyak lalai dibandingkan disiplin waktu, atau mungkin alasan-alsasan lainnya wallahua’lam, ataukah saya yang kurang menyenangkan dalam mengajar entahlah. Semoga Allah swt selalu menguatkan dan memberi petunjuk-Nya. 
Bagi saya luasanya dunia digital saat ini, sangat memungkinkan kita berkreasi dan berinovasi dimanapun dan kapanpun. Ketika saya mulai masuk di WAG menulis walaupun belum memulai pelatihan tapi saya sudah membayangkan bagaimana serunya menjadi seorang penulis, tergambar jelas warna-warni cover buku yang akan saya lahirkan. Apalagi tidak bisa saya pungkiri selain ingin menambah wawasan saya juga berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi saya ataupun temen-teman yang lain membantu untuk proses kenaikan pangkat. Namun tetap saja perlu perjuangan yang ekstra apalagi bagi seorang emak-emak rumahan dan kantoran yang bertugas multiprofesi seperti saya. InsyaAllah semoga selalu Allah swt mudahkan tiap langkah yang baik. Berharap pekerjaan ini tetap lillahi ta’ala. Semua yang terjadi dialam semesta pasti atas izin dan campur tangan Allah swt termasuk hati yang tergerak untuk menulis dan pikiran yang luas untuk berbagi. Saya hanya bercita-cita ada nama Anis Marianti yang terukir manis didepan cover buku yang penuh dengan tulisan-tulisan yang bermakna. Sangat sederhana keinginan ini, jalan yang akan saya tuju sudah saya mulai, I wiil start writting. Bismillah.















 



















4 komentar:

SECUIL ASA semua dari kalian pasti lulus  ya lulus ... lulus yg tertulis diatas kertas tapi ingat ada dua macam siswa yg lulus lulus dengan ...