Pesan penting untuk Guru dari Prof. Dr. Abdul Mu'ti Guru Besar PAI FITK UIN Syarif Hidayatullah dalam acara pengukuhan guru profesional pendidikan profesi guru dalam jabatan tahun 2021. Seorang guru itu;
1. Be Human, tetaplah menjadi manusia bukan menjadi malaikat artinya guru juga manusia yang tidak selalu bisa segalanya, maka ada tugas untuk terus belajar. Hadirlah dihadapan siswa selayaknya manusia yang bisa saja salah, bisa saja belum tahu namun terus menjadikan kesalahan dan ketidaktahuan itu sebagai proses belajar. Karena itu maka hal yang kedua adalah guru itu,
2. Be Learning, harus terus belajar. Kegiatan belajar bisa dilakukan melalui siapa saja dan bisa saja belajar dari siswa dan dari pengalaman mengajarnya. Sehingga dapat memahami kondisi dan apa yang dibutuhkan siswa dengan perkembangan zaman saat ini. Karena itu, guru yang belajar pastinya tidak akan memaksa anak didik untuk bisa segalanya, namun bagaimana guru memacu siswa memiliki kesenangan dengan ilmu.
Disadari atau tidak saat ini kita telah dihadapkan dengan keadaan atau kondisi dimana siswa sebagai generasi penerus tapi mereka telah "hilang" dalam arti lost genaration (generasi yang hilang), mereka kehilangan semangat belajar karena pandemi, mereka kehilangan sosok guru yang hanya bisa ditemui di ruang virtual, dan itu tidak memberikan dampak moral yang baik. Mereka kehilangan jati diri mereka, karena ketergantungan yang besar pada tehnologi khususnya handphone mereka, yang tentunya telah banyak memberikan kemudahan selain melepaskan ruang gerak manusia tentang jarak dan batas tertentu, ternyata tehnologi dapat mempengaruhi perubahan nilai-nilai agama dan prilaku seseorang.
Tentu tehnologi tidak hanya memberi dampak positif akan tetapi juga memiliki pengaruh negatif. Namun secanggih apapun tehnologi, tetaplah guru tidak dapat tergantikan. Untuk itu yang ketiga guru harus bisa menjadi pribadi yang menyenangkan.
3. Be Happy, menjadi menyenangkan artinya be fun bukan funny. Perbedaanya adalah be fun dalam arti menarik bagi siswa untuk mencari tahu banyak hal dalam belajar bersama gurunya. Mereka menjadi siswa yang tertantang untuk mau mengetahui ilmu, mau mencintai pengetahuan sehingga aktif dalam berkomunikasi dengan gurunya. Bukan hanya menerima saja dan bersikap acuh tak acuh.
Maka dari itu kesempatan ini adalah waktu yang sesungguhnya dibutuhkan bagi kita sebagai guru tidak hanya memiliki sikap profesional dan mampu dalam hal membagi ilmu, namun juga harus ditambah dengan kepedulian. Peduli untuk menemukan cara agar mereka bisa menjadi baik.

Maka dari itu, jikalau menjadi guru orientasinya gaji/materi, ketahuilah bahwa tidak ada satupun negara yang memberi gaji tinggi kepada guru bila dibandingkan dengan profesi-profesi lainnya yang sederajat, karena setiap negara tentu kebutuhan hidupnya berbeda-beda. Yang paling utama adalah bukan tentang gaji yang akan diperoleh bagi guru, namun bagaimana guru harus bisa mentransfer ilmu, memberi kebaikan dan mendidik moral siswa.
Karena guru adalah sosok yang terus belajar bukan hanya mengajar. Maka satu perumpamaan misalnya, guru bertanya pada siswa apakah kalian takut pada kebakaran dan api? maka sebagian besar mereka tentu akan menjawab takut. Namun bila ada yang menjawab tidak takut, apa yang harus guru lakukan? hal ini tentu pernah kita temukan dalam keseharian kita saat bersama mereka. Siswa-siswa yang memberi jawaban yang kita anggap itu bulanlah jawaban semestinya. Apakah guru harus marah, atau hanya diam saja, atau mungkin menyangkal atau bisa saja bersikap kurang respek kepada siswa tersebut dikarenakan memiliki jawaban yang nyeleneh. Tentu akan beragam respon kita dengan kondisi tersebut.
Lalu saat ditanya kenapa dia tidak takut api dalam kebakaran besar tersebut? ternyata anak ini memiliki alasan yang menurut akal kita bisa diterima dengan baik, bahwa dia memiliki pemahaman akan tehnologi yaitu seseorang bisa melindungi dirinya dari api dengan menggunakan pakaian yang anti terbakar. inilah tehnologi yang akan memberikan kemudahan dan penyelamatan. itulah makna belajar bagi guru, maka guru dengan cepat memahami dengan baik perkembangan ini. Sehingga respon yang diberikan kepada siswa tidak hanya mengedepankan emosional tertentu namun mengembalikan kepada tugas mulia seorang guru adalah memiliki niat menjadikan mereka pribadi yang baik.
Sehingga jika jawaban siswa tersebut demikian, pertanyan balik apa yang harusnya kita kembalikan kepadanya? apakah siswa telah menemukan pesan penting yang ingin kita sampaikan. Tentu penjelasannya akan mengembalikan kita pada tujuan awal dari pertanyaan sebelumnya. Bahwa sesungguhnya mengkiaskan api yang bisa membakar itu adalah gambaran tentang kehidupan manusia di akhirat dan yang akan terjadi pada siapa yang menentang perintah Allah swt.
Maka guru akan memberikan respon kembali dengan menanyakan pakaian anti api dan terbakar itu apakah bisa bertahan selamanya bila terus berada dalam kobaran api? di sinilah sesungguhnya pesan akan makna bahwa manusia memiliki batasan akan kemampuan yang mereka miliki secanggih apapun tentu tetap terbatas dan tidak dapat melampaui kuasanya Allah swt.
Nilai-nilai moral tentang taat dan kepatuhan, tentang menghindari sikap takabbur atau sombong itu sesuatu yang ditanamkan pada jiwa-jiwa mereka agar nanti bisa menjadi pribadi yang baik. Inilah sesungguhnya tugas yang berat itu. Guru diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada siswa agar ada perubahan perilaku untuk menjadi baik. Maka kembalikan niat mendidik untuk menjadikan peserta didik sosok yang baik, bukan hanya seorang yang pandai. Niscaya kebanggaan terbesar guru sesungguhanya tidak hanya mereka menjadi pintar tapi mereka menjadi seseorang yang bermoral, santun, patuh, jujur dan sifat mulia lainnya.
Karena kesuksesan seorang murid tidak hanya dilihat dari sisi materi saja seperti dengan melihat mereka memiliki rumah mewah, mobil canggih atau jabatan yang tinggi. Namun sukses dimata guru adalah mereka dapat menjadi sosok yang tak pernah lupa saat bertemu gurunya dan menyapa dengan hormat dan penuh kasih sebagai wujud sikap memahami cara membalas jasa-jasa guru yang mendidiknya.
Seorang pilot pernah dimaki-maki oleh penumpang pesawat, jika dengan kewenangan dia mampu membalas tindakan tersebut tentu bisa saja diwujudkan, namun tidak dia lakukan karena dia mengenal sosok yang ada dihadapannya adalah seorang guru yang pernah berjasa.
Seorang hakim yang bisa memutuskan hukum pun bisa dilakukan terhadap terdakwa yang ada dihadapannya hanya dengan sebuah ketukan palu yang digenggam, namun dia menangis bersimpuh dihadapan terdakwah tersebut karena menyadari bahwa dia adalah guru yang memberikan pelajaran kehidupan baginya.
itulah arti sukses yang bukan dengan alasan materi namun dengan alasan nilai-nilai yang dimiliki oleh hati-hati yang baik. Selamat mendidik menjadi guru profesional dan peduli.
Super sekali .. Bu Anis ..
BalasHapusSemoga kita bisa menjadi guru ynang sesungguhnya, yang mau terus belajar dalam segala hal, dan tetap menempatkan adab di atas segalanya.
BalasHapusLuarbiasa nih bu guru, semoga selalu sehat dan sukses yah
BalasHapus