Menu

:

Senin, 01 November 2021

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan



Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke-13


 Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Moderator: Rosminiyati

Narasumber: Susanto, S.Pd

 

1.     Memahami arti proofreading

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Menjadi seorang proofreader tentu dapat dilakukan oleh siapapun dengan cara banyak berlatih dan dapat menemukan kesalahan dalam tulisan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesalahan di sini adalah tidak hanya pada tanda baca, ejaan atau kalimat yang salah, namun proofreading atau kadang disebut dengan uji baca atau membaca ulang tujuannnya adalah untuk memeriksa konsistensi dalam menggunakan nama atau istilah hingga pemenggalan kata serta memastikan bahwa tulisan tersebut bisa diterima logika dan dipahami.

Jadi tugas seorang proofreader harus dapat mengenali; pertama, tulisan yang ditulis merupakan sebuah kalimat efektif dan susunannya sudah tepat.

Kedua, tulisan tersebut dipahami oleh pembaca atau tidak.

2.     Langkah-langkah proofreading:

Pertama; Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian

Kedua; Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Ketiga; Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Keempat; Cek ejaan merujuk ke KBBI & PUEBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit kemudian pemenggalan kata-kata juga merujuk ke KBBI. Lakukan konsistensi nama dan ketentuannya serta perhatikan judul bab dan penomoran.

3.  Hal-hal yang harus diperhatikan oleh penulis saat melakukan proofreading antara lain:

Pertama, penulis harus memposisikan dirinya sebagai “calon pembaca” dari tulisan yang ia tulis sendiri bukan sebagai penulisnya sehingga dapat memperbaikan kesalahan-kesalahan seperti typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan.

Kedua, hindari memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru atau tanda tanya terpisah dari kata yang mengikutinya.

Ketiga, penulis mesti menguasai EYD/PUEBI dan kata-kata baku di KBBI

Keempat, lakukan proofreading saat nasakah telah selesai kemudian diendapkan beberapa saat dan semua hal tersebut di atas berlaku pada semua naskah termasuk tulisan di blog.

4.     Cara mudah melakukan proofreading terutama pada ejaan.

Setelah tulisan di blog selesai, buka jendela draft, dan buka juga jendela pratinjau.

Baca tulisan pada jendela pratinjau

Jika ada kesalahan penulisa, blok kata yang salah lalu di copy

Setelah itu buka jendela draft, tekan tombol CTRL + F

Tempelkan salinan tadi di kolom pencarian CTRL + V

Akan muncul highlight tulisan, kita lakukan perbaikan, setelah itu klik tombol simpan atau CTRL + S

Buka jendela pratinjau, kemudian refresh atau tekan tombol F5

Begini ilustasinya, namun ini menggunakan Wordpress dengan mode penulisan Classik.

Sesungguhnya proses proofreading yang dilakukan penulis atau orang lain tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya saja yang perlu diperhatikan adalah naskah tersebut harus telah selesai ditulis, kemudian bacalah naskah secara utuh dan mengulangi membacanya sekaligus menandai kesalahan-kesalahan yang ditemukan, selanjutnya membaca lagi yang telah disertai perbaikan tulisan, baru kemudian diamkan setidaknya dua atau tiga hari, lalu periksa kembali dan naskah kemudian tentunya akan dikembalikan lagi  kepada penulisnya untuk diperiksa ulang. Maka semakin teliti melakukan proofreading tentu akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Bila proses proofreading telah dilakukan dengan baik, ada upaya yang lainnya untuk menjadikan naskah tersebut menjadi menarik dan bisa dipahami pembaca. Adapun upaya tersebut adalah:

1.    Tulisan sesuai dengan tema yang dibahas, mengandung unsur yang diperlukan, SIDAMBA artinya bisa terjawab: Siapa, Di mana, Apa, Mengapa, Bagaimana, dan Kapan terpenuhi sesuai tema.

2.     Struktur kalimat yang digunakan baik dan benar S-P-O-K nya. Apakah kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Jika kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat, tulis dengan struktur yang baik dan benar.

3.     Upayakan tidak ada kesalahan ejaan/penulisan/pemenggalan kata

4.     Pilihan kata bagus, kata baku yang digunakan sesuai KBBI

Adapun upaya untuk menjadikan tulisan itu diterima oleh logika maka substasi tulisan bersifat rasional dan wajar.

Lantas apa sebenarnya perbedaan pekerjaan editing dan proofreading. Maka dapat diketahui bahwa editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.

Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk diakal atau belum.

Tentunya dalam proses proofreading kesalahan logika yang biasa terjadi diantaranya pada substansi materi dengan penjelasan sebelumnya.

Misalnya, pada BAB sebelumnya dijelaskan bahwa kata baku dalam cerpen digunakan dalam narasi. Untuk dialog tidak harus, karena dialog mencerminkan bahasa lisan yang dikutip menjadi tulisan.

Nah, pada contoh cerpen (yang penulis tersebut buat) ternyata narasinya menggunakan kata-kata yang tidak baku. Hal ini bertentangan dengan penjelasan sebelumnya.

Proofreader melakukan konfirmasi kepada penulis, lalu dilakukan perbaikan. sehingga proofreader dengan penulis tidak bekerja sendiri-sendiri.

Isi tulisan sepenuhnya hak cipta penulis dan tanggung jawab penulis. Proofreader/editor memolesnya saja agar kalimatnya menjadi “bagus”.

Contoh Kalimat:

Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut”

Kalimat tersebut terdiri dari 34 kata, banyak kata dalam kalimat disarkan tidak lebih dari 20 kata. Sehingga dilakukan editing/proofreading menjadi

Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru.”

Atau “Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru.”

Satu perumpamaan yang sangat berkesan dan dapat mewakili siapa sebenarnya proofreader itu diungkapkan oleh Bapak Susanto, S.Pd

"Kuman di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tidak tampak".

Beliau teringat ketika teman-temannya nonton bola di tribun atau di televisi.

Bapak sebagai penulis adalah pemain bola yang menggiring bola ke gawang lawan. Kadang tidak tahu di depan ada pemain yang hendak menjegal. Kami penonton di kejauhan tahu benar ke mana bola harus ditendang.

Demikian pula menulis, jadi perlu orang lain untuk ikut membaca tulisan kita.

Kita tidak mungkin menguasai segalanya, hanya orang-orang tertentu yang ditakdirkan memiliki kompetensi: penulis, proofreader, editor, sekaligus.


9 komentar:

SECUIL ASA semua dari kalian pasti lulus  ya lulus ... lulus yg tertulis diatas kertas tapi ingat ada dua macam siswa yg lulus lulus dengan ...